Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika
yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika.
Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya
arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam dasar elektronika penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
1. RESISTOR
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam dasar elektronika penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
1. RESISTOR
| 
Resistor
  adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
  elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan
  resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.  
Ilustrasi
  Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor  
Setelah
  anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai gambaran tentang
  bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda anggap saja arus air
  yang ada di animasi itu sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya.
  Jadi bila bendungan 1 kita anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai
  resistor 2, maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan
  yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga
  arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya,
  yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita
  menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi
  ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang
  sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah
  kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika. 
Suatu
  fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya
  untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram",
  satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk
  resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk
  menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM,
  yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA. Maka tidaklah heran bila lambang
  dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani menyebutnya omega entah
  kenapa demikian saya juga kurang paham karena saya bukan ahli sejarah he he
  he . Ok, jadi bila nanti anda melihat rangkaian elektronika lalu disitu
  tertulis misalnya 470 maka itu adalah sebuah resistor dengan nilai 470 OHM..,
  paham..!!.  
Didalam
  rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R
  " , sedangkan icon nya seperti ini : . Ada beberapa jenis resistor yang
  ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada
  juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain :
  Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya
  berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan
  Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu
  disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance ) agar lebih jelas
  coba anda perhatikan gambar 1-a, dan animasi berikut ini : 
Prinsip Dasar, Cara Kerja
  Sebuah LDR  
Berbagai Jenis type dan
  bentuk Resistor  | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
Hmmm...,
  bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda sudah memahami prinsip kerja
  dari resisor. Sekarang mari kita lanjutkan dengan materi yang lain. 
Untuk
  resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna
  sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor.
  Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian
  dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari
  resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah,
  Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu,
  Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam
  untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka
  3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk
  angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas
  dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai
  toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %. 
Wah
  banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa
  kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta nilainya, coba
  perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan
  menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co
  Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda
  lihat gambar 1-b dan tabel 1 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
Nah
  sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan anda
  melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut : Coklat, merah,
  merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor tersebut..?. ( Perlu
  diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus
  melihat warna yang paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya
  untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan sedangkan untuk kode warna dari
  toleransi agak jauh dari warna-warna yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b
  dan tabel 1 
Untuk
  membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas, kita mulai
  menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama Coklat, berarti angka
  1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna ketiga warna merah berarti
  multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. kalau diterjemahkan 12 X 10 2
  = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %.
  Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10
  ) = 120. ( he he he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika
  yupsss, padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha..
  selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum
  1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm.
  Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan baku resistor tidak
  sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart tetapi
  apa daya prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan
  nilai toleransi dari sebuah resistor agar para designer dapat memperkirakan
  seberapa besar faktor x yang harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang
  mereka kehendaki. 
Sekarang
  coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat PR . he he
  he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini : Didalam sebuah rangkaian saya
  melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna sebagai berikut ;
  Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum dari resistor tersebut
  ?. 
Di
  dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor dengan
  nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko
  penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu bagaimana
  solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa ilmu
  exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan suatu
  nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dua cara ; Pertama
  cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing lagi nih..!
  ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan.
  Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara Paralel, untuk lebih jelasnya
  coba anda perhatikan gambar 1-d. 
Cara memasang Resistor
  cara Serial dan Paralel  
Dengan
  Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu bagaimana menghitungnya
  ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial anda tinggal menambahkan saja nilai
  resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 + R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel
  anda dituntut untuk mengerti ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi
  mudah kok. Kalau ingin mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus
  tentang matematika di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara
  paralel ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah
  resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor kedua diberi nama R2,
  maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 ) 
Contoh
  : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000 Ohm , R2=2000
  Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil R1+R2 1000+2000 =
  3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara Paralel maka didapat hasil : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 
       1 / R = (1/1000) + (1/2000) 
       1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000)  
       1 / R = (3000) / (2000000) 
       1 / R = 3 / 2000 
          3R = 2000 
           R = 2000 / 3 
           R = 666,7 Ohm -----> Resistor
  Hasil Paralel. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| 
silahkan
  buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam matematika.  | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.
Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
 b. Kapasitor keramik
b. Kapasitor keramikKapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
 c. Kapasitor kertas
c. Kapasitor kertasKapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
 d. Kapasitor plastik
d. Kapasitor plastikKapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
 e. Kapasitor elektrolit (Elco)
e. Kapasitor elektrolit (Elco)Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.
 Transistor adalah komponen elektronika yang
tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis
(B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan
semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membadakan transistor
PNP dan NPN dapat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak
panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya
mengarah ke luar.
Transistor adalah komponen elektronika yang
tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis
(B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan
semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membadakan transistor
PNP dan NPN dapat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak
panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya
mengarah ke luar.
Simbol Transistor :
Simbol Transistor
Bentuk Fisik Transistor :
Bentuk Fisik Transistor
Fungsi Transistor :
- Penguat Tegangan
- Penguat Arus
- Penguat Daya
- Saklar
- Sensor Suhu
- Regulator tegangan
- Osilator / Pembangkit sinyal
- Modulator Sinyal
Mengenal tipe transistor
buatan jepang:
- Tipe 2SA… dan 2SC… biasanya digunakan pada frekuensi
     tinggi
 Contoh : 2SA564 dan 2SC838
- Tipe 2SB… dan 2SD… biasanya digunakan pada frekuensi
     rendah
 Contoh : 2SB507 dan 2SD313
Hal-hal penting mengenai
transistor :
- Transistor yang mempunya fisik lebih besar biasanya
     mampu bekerja pada daya yang lebih besar
- Pada tipe-tipe transistor dikenal adanya persamaan
     karakteristik, jadi jika sulit mendapatkan sebuah transistor cobalah
     mencari persamaannya
- Urutan kaki transistor antara tipe satu dengan yang
     lain  tidak selalu sema.
- Untuk pemakaian dengan daya yang tinggi sebaiknya
     tambahkan pendingin pada bodi transistor.
- Panas yang berlebih pada transistor dapat berakibat
     kerusakan transistor.
- Pada transistor dikenal istilah HFE,
     yaitumenunjukkan besarnya penguatan arus dari transistor tersebut
- Tegangan antara basis (B) dan emitor (E) besarnya
     selalu tetap, yaitu berkisar antara 0.6Volt untuk jenis transistor dari
     bahan silikon.
- Untuk bisa bekerja, sebuah transistor memerlukan bias
     sekitar 0.6Volt untuk jenis silikon. Pada transistor PNP basis harus lebih
     negatif 0.6Volt dan pada transistor NPN basis harus lebih positif 0.6Volt.
DIODA
Pengertian
Dioda adalah jenis
komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Dioda memiliki dua
kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dioda terbuat dari dua bahan atau
yang biasa di sebut dengan dioda semi konduktor yaitu bahan tipe-p menjadi
sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode.
Pada sambungan dua jenis berlawanan ini akan muncul
daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus
dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage,
yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar
arus listrik.
Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, pengertian
dioda bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila
bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan
tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode
mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif).
Jenis-jenis dioda ada berbagai macam yaitu dioda silikon,
dioda zener dan dioda bridge. Jenis dioda silikon banyak di gunakan
pada peralatan catu daya sebagai penyearah arus dan pengaman tegangan
kejut. Jenis dioda zener di gunakan untuk membatasi atau mengatur tegangan.
Sedangkan jenis dioda bridge banyak di gunakan pada rangkaian catu daya
sebagai penyearah gelombang penuh (full wave rectifier).
Secara umum semua dioda memiliki konstruksi
dan prinsip kerja yang sama. Macam-macam dioda pada dasarnya
terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik dioda dikenali melalui nama
elektrodanya yang khas yaitu, anode dan katode. 
Walaupun pengertian dioda kristal (semikonduktor)
dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal
dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari
dioda termionik ditemukan olehFrederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan
prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman,
Karl Ferdinand Braun.Dalam pemasangannya pengertian dioda harus
terpasang dengan benar, tidak boleh terbalik. Secara fisik kaki katoda ( K )
adalah kaki yang dekat dengan tanda gelang yang terdapat pada body-nya. Untuk
mengetahui sebuah pengertian dioda masih bagus atau sudah rusak adalah dengan
menggunakan AVO Meter.
untuk l
Ditulis Oleh : Unknown
 Anda Sedang Membaca Artikel KOMPONEN ELEKTRONIKA..  Author Membolehkan Anda mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Anda Sedang Membaca Artikel KOMPONEN ELEKTRONIKA..  Author Membolehkan Anda mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya


 10:37
10:37
 Unknown
Unknown
 




 Posted in:
 Posted in:   0 Comments
0 Comments





